Selasa, 10 Mei 2016

Band Punk pertama Indonesia ANTISEPTIC




Band paling berpengaruh di dunia per Punk an di Indonesia.
Punk hari ini sudah tak lagi terdeteksi nominalnya. Populasi mereka bahkan telah merambah ke pelosok kota-kota kecil. Lantas, –bagi yang ingin menggali sejarah– bagaimana dengan scene punk 20 tahun lalu? Yang diduga awal masuknya kultur tandingan (atau ada yang menganggap sub-kultur) tersebut ke Indonesia.
Bila ada pertanyaan, siapakah ben punk pertama di Indonesia? Maka, ANTISEPTIC jawabannya. Dengan menggebu-gebu, Berry mengklaim Antiseptic sebagai ben punk pertama di Indonesia –tanpa perlu lagi asumsi dari para pengamat musik di Indonesia sekalipun.

Kejengahan musik metal yang melanda di awal ‘90, membuat Berry dan Acid bereksplorasi pada sesuatu yang baru (saat itu mereka baru berusia 15-16 tahun) dan mendirikan ben punk/hardcore bernama Dickhead (sebelum mengganti nama menjadi Antiseptic). Maka, berbicara Antiseptic tentu juga berbicara sejarah. Bagi Anda yang terlanjur tercebur dalam scene punk/hardcore dan melupakan itu semua, itu bukan salah Anda, selama 'kebodohan' orang-orang terdahulu tidak terulang.

Perjuangan mereka dalam spreading punk/hardcore in scene pun penuh pengorbanan tanpa dramatisir. Mulai dari setiap show yang diwarnai kerusuhan, pencekalan, hingga perkelahian antar genre [yang ini tentu cukup menggelikan bila beromantisme masa-masa tersebut], dsb. Hakikat sebagai komunitas underground adalah bagian hikayat Antiseptic dan ben-ben semasanya. Lemahnya infrastruktur, minimnya informasi, hambatan distribusi, etika do it yourself, dsb adalah kepatutan untuk tetap eksis. Fenomena tersebut (dari pandangan Berry) yang menganggap Antiseptic bukanlah sekedar ben semata, melainkan juga sebuah movement.

Belum lama ini, Antiseptic menselebrasikan anniversary gig ke-20 tahun –tentu ini ben punk pertama kalinya yang merayakan selawas itu. Ajaib memang sebuah ben punk di Indonesia –yang tak banyak mengharapkan sesuatu– bisa bertahan selama itu, meski petualangannya harus luntang-lantung. Belakangan, Antiseptic juga baru meluncurkan album “Skate Punx Drunk Core” yang dirilis P.I.G. Records (Amerika) pada Maret 2010. Album ke-3 ini merupakan kompilasi 15 lagu Antiseptic sepanjang 20 tahun plus satu kover dari The Dehumanizers. Dan bila penjualan album tersebut memenuhi target, Antiseptic akan melayang tur Amerika-Kanada di akhir 2011.

Semoga terwujud. Congratulation!
  

Wawancara dengan Berry, Acid, Randy, Jhossy, Naomi

Jurnallica (J): Hal apa yang bisa membuat Antiseptic bisa bertahan selama 20 tahun?

Berry (B): Hmm, apa ya? Kompak aja kali ya…saling memiliki. Kecintaan kepada musik hardcore punk. Pokoknya kita berusaha ga ngerubah jalur kita. Dan kita semuanya suka dengan apa yang kita jalanin.


J: Sebagai ben lama, apa pandangan kalian dengan generasi punk/hardcore sekarang?

B: Ya fine-fine aja… Sekarang kelihatan lebih rame, lebih banyak ben-nya, lebih banyak hal yang dulu jarang lah. Contoh, kaya majalah ato apa… Ben-ben sekarang tuh lebih cepet bikin album. Ga kaya dulu. Kita aja nunggu 7 tahun buat bikin album. Kalo sekarang setahun bikin ben, tahun depannya punya album. Lebih bagus lah. Lebih kreatif.


J: Kalo rilisan terbaru dari Antiseptic apa aja?

B: Ini kan kita baru dirilis… [“Skate Punx Drunk Core” produksi P.I.G Records/Amerika, 2010-red]. Kita nunggu ini dulu. Insya Allah ya, kalo misalnya menuhin target, akhir 2011 (Antiseptic) tur Amerika-Kanada.


J: Gimana ceritanya kalian bisa sampai dirilis label luar?

B: Jadi, di saat Antiseptic udah dibilang ‘ancur’ lah (tahun 2004)… Nah, di saat itu gue bikin myspace. Maksud gue, supaya ngenaikin lagi Antiseptic lewat media. Gue tulis ben-ben influence gue apa aja… Salah satu dari influence gue ngontak. Dia add gue, kontak gue, trus ngobrol-ngobrol segala macem. Dia kaget, ‘kenapa dia bisa jadi influence gue?’. Karena di Amerikanya bukan ben terkenal. Lama-lama setelah kita ngobrol, records-nya nge-add gue. Dan langsung nawarin, ‘elo mau gue rilis ga?’. Karena, dia tertarik dengan sejarah Antiseptic, musik, & lagu-lagunya.


J: Sekarang ini kan banyak ben-ben muda yang cerdas. Nah, kalo Antiseptic dinilai cuma dibilang ben for fun doang, gimana?

B: Ngga. Antiseptic ‘tu beda. Makanya records luar ngambil kita karena dianggap beda. Dan dia ngga suka dengan musik yang sama. Kalo misalnya musik ben Indonesia sama dengan ben luar, dia ambil yang di luar aja, ngga perlu yang di dalem. Tapi dia ngeliat Antiseptic ‘tu beda.


J: Bedanya gimana?

B: Ya dari musik. Gue ngga ada ngeliat ben Indonesia yang sama Antiseptic. Cuma jeleknya ben-ben sekarang yaitu, satu aliran, semuanya ngikuuuttt. Dan itu ngga spesial buat orang luar. Mau jenis musik apa aja  (punk, hardcore, indie, pop). Kalo kita punya ciri, orang akan tertarik sama kita. Tapi kalo cuma sebagai pengekor, itu ngga akan pernah. Buat gue itu ngga akan berkembang. Mungkin akan jadi seperti ‘bubble gum’, pada saat itu ada dan setelah itu dibuang. Makanya, kebanyakan ben cuma setahun, 2 tahun, 3 tahun, bubar.


J: Antiseptic memiliki logo hidran (pipa air). Apa ada filosofinya tentang itu?

B: Gini... Ini Acid gambarin gue [sambil menunjukkan logo pipa air di lengan kiri kaos Antiseptic yang ia kenakan]. Ya ga ‘Cid? Coba cerita ‘Cid...

Acid (A): Gue inget waktu itu kan tongkrongan gue banyak hidran, di Pid Pub daerah Pondok Indah Plaza. Nah, pas waktu gue bikin album “Finally”, kebetulan Berry lagi ke Australi… [langsung dipotong Berry]

B: Ceritanya kurang lengkap… Jadi, hidran itu adalah tempat kita muntah kalo kebanyakan minum. Kalo kita terlalu mabok, hidran itu tempat kita muntah di situ. Ga tau, keren aja kali muntah di hidran. Nah, karena dia (Acid) sering ngeliat gue muntah di hidran, jadi gue itu menyerupai (hidran).

Semua: [tertawa]

A: Sama aja ‘musik jalanan’ lah istilahnya Antiseptic itu. Hidran itu kan lebih indentik di jalanan.

B: Nah, itu alasan pertama. Alasan kedua, hidran itu adalah benda yang gampang ditemukan di jalan. Karena Antiseptic itu ben jalanan. Kita terbentuk di jalanan. Bukan terbentuk di rumah, di klub, ato dimana-mana. Gue kenal anak-anak semua di jalanan. Nongkrong di jalanan. Begadang di jalanan. Ngewe di jalanan. Makanya, gue bilang Antiseptic ‘tu ben jalanan. Walaupun, kita bukan anak jalanan seperti sekarang ini yang megang gitar-gitar kecil. Bukan yang punk-punk gitu ye, tau kan?!


J: Sekarang, berapa umur kalian masing-masing?

B: 34 sampe 36.


J: Nah, gimana kalian membagi waktu antara keluarga, ben, dan lainnya?

B: Selama keluarga support, ga masalah.

A: Waktunya Septic, itulah waktunya anak-anak harus ngumpul.

B: Cuma kita udah berkurang lah, ga seperti dulu. Kalo dulu kan kita tiap hari nongkrong. Jadi sekarang gitu aja, kita tetap solid. Yang penting kita ngga ada pecah-pecahnya di dalam. Di luar sih persetan ya! Orang mau gimana anggapannya segala macem, gapapa. Yang penting kitanya kompak. Saling hargain, saling hormatin, saling sayanglah antara kita. [Berry lantas menambahkan pandangan yang lain]

Kalo gue bilang Antiseptic itu bukan sekedar ben ya… Antiseptic itu movement. Suatu gerakan, suatu generasi baru di Indonesia. Itu harus dicatet. Orang-orang seperti generasi rock dan segala macem harus ngakuin bahwa Antiseptic adalah generasi baru, PUNK! Punk pertama di Indonesia.

Iyalah, sebuah movement. Di luar aja besar, ya ngga?! Di Inggris, bayangin jadi apa Sex Pistols...itu karena punk. Di Amerika, Ramones liat kaya gimana... Mereka dihargain. Di sini doang ga dihargain. Karena mereka ga mau ngerti. Mereka cuma tau rock-hard rock atau segala macem. Mereka ngga tau bahwa ada suatu aliran KEREN yang lahir, yang seharusnya mereka bangga punya aliran itu di negara ini.


J: Seharusnya ada apresiasi ya buat kalian. Nah, bagaimana dengan adanya penghargaan ben-ben cutting-edge/indie yang belum lama ini dibuat oleh segelintir oknum?

B: Ya itu ga masalah. Hak-hak mereka. Gue di jalur hardcore/punk. Di luar pun ga ada penghargaan buat hardcore/punk.


J: Jadi, menurut 'lo hardcore/punk ngga perlu penghargaan seperti itu?

B: Ngga. Di luar (negri) Green Day dapet award, Rancid dapet award, tapi Black Flag ga dapet (award). Sedangkan, ngga ada Rancid kalo ngga ada Black Flag. Black Flag, Minor Threat, Misfits ga dapet awards. Nah, itu beda.

Sama dengan di sini. Jadi, ben-ben yang sekarang masuk kaya begituan (dengan award-award itu) ya yang setaraf sama Green Day di luar. Kita ga termasuk. Kita adalah pelopor yang terlupakanlah oleh mereka, tapi kita ngga terlupakan oleh society kita. Dan gue ga butuh mereka, gue butuh society gue.


J: Di biografi Antiseptic tertulis, ben ini mengeluarkan sesuatu setiap 7 tahun. Apa yang membuat jedanya begitu lama?

Randy (R): Duittt!!! [sambar secara tiba-tiba]

Semua: [tertawa]

B: Sebenarnya itu kaga diniatin, cuman terjadi aja. Terbentuk ’90, album pertama ’97, album kedua 2004. Nah, kebetulan meleset yang cd. Cuman gue bilang, akan terjadi sesuatu di 2011. Mudah-mudahan kita tur Amerika-Kanada. [Amiiin]


J: Trus, ada lagi rencana selain itu?

B: Kita udah dapet tawaran dari records Swedia, dari records Melbourne, trus adalagi ben Amerika ngajak split album. Cuma tau...kita pemales. Makanya, 7 tahun jedanya karena males. [tertawa] Kayanya sih akan terjadi sesuatu di 2011. Gue yakin.


J: Kira-kira sampai kapan kalian akan pertahankan Antiseptic ini?

B: Kalo gue, akan berhenti sebelum umur 40.

A: Gue pribadi sampe tua.

Jhossy (J): Buat gue Antiseptic, from beginning till the end.

Naomi (N): Sampe gue naik haji.

R: Yaa, sampe anak-anak terus, gue terus. Kalo udahan, ya udahan. Udahan bukan berarti Antiseptic bubar lho.

Sumber : http://jurnallica.com/writing/interview/item/436-antiseptic-ben-punk-pertama-di-indonesia.html#.Vyiyu49OLIU

2 komentar: